Toko Online Jual DAUN LAMTORO SEBAGAI PAKAN TERNAK Grosir Tas Wanita Import Branded KW Super Murah Model Terbaru 2017-2018 Tas Model Terbaru Paling Tren 2016-2017 Berbagai contoh model tas terbaru untuk wanita saat ini Produk Terbaru Grosir Tas Batam Branded Murah
                          DAUN LAMTORO SEBAGAI PAKAN TERNAK selaku pilihan yang bagus buat kalian yang pengen mencari solusi berita memungut. Beberapa berita lainnya bisa kalian dapatkan disini sama baik.
Lamtoro (Leucaena leucocephala) telah dikenal di Indonesia sejak dulu yang dengannya nama petai cina. Tanaman ini merupakan leguminosa pohon yng keras serta tahan kering, mengantongi kandungan protein yng tinggi serta biasa dipakai menjdai bahan pakan ruminansia di daerah tropis (Nuttaporn and Naiyatat, 2009). Pendapat dari Muelen et. al., (1979) lamtoro bisa dipakai alokasi atau bisa juga dikatakan alokasi makanan ternak serta mengantongi potensi besar alokasi atau bisa juga dikatakan alokasi dikembangkan. Hal ini penyebabnya yaitu lantaran lamtoro gampang ditanam, cepat tumbuh, produksi tinggi serta komposisi asam amino yng seimbang. 
Eniolorunda (2011) membuat laporan komposisi proksimat tepung daun lamtoro merupakan 88,2% bahan kering, 21,8% protein kasar, 15,1% serat kasar, 3,1% abu, 8,6% ekstrak eter, serta 50,7% BETN. Ayssiwede, et al. (2010) membuat laporan hasil penelitian dari sebagian peneliti bahwasanya lamtoro penting menjdai sumber bahan pakan lantaran kaya bakal protein, asam-asam amino esensial, mineral, karotenoid serta vitamin. Lamtoro salah satunya hijauan yng berharga gizi tinggi bakal tetapi pemanfaatannya menjdai pakan ternak pemberiannya butuh terbatas. 
Lamtoro mengantongi kandungan zat anti nutrisi yakni asam amino non protein yng disebut mimosin, yng bisa memicu keracunan ataupun gangguan kebugaran atau kesehatan andaikan dikonsumsi intern jumlah yng tak sekelumit serta terus menerus intern jangka waktu yng cukup lama (Haryanto, 1993 serta Siregar, 1994). Mimosin mengantongi rumus kimia ß-N-(3hydroxypyridone-4)-a-amino-propenoic acid. Gangguan kebugaran atau kesehatan yang telah di sebutkan umumnya ditandai yang dengannya rambut rontok, pertumbuhan lambat, serta pembengkakan kelenjar gondok (Siahaan, 1982). 
Zat anti nutrisi Iainya yng terkandung di intern Iamtoro yakni asam sianida (HCN) yng berpengaruh tak baik lantaran bisa memicu terjadinya pembengkakan kelenjar tiroid pada ternak. Asam sianida bisa memicu keracunan akut (mematikan) serta keracunan kronis. Pada dosis rendah HCN yng masuk intern tubuh ternak intern jangka waktu yng cukup lama bisa menurunkan kebugaran atau kesehatan ternak.
|  | 
| Daun Lamtoro Bagi atau bisa juga dikatakan alokasi Pakan Ternak | 
Penggunaan Daun Lamtoro pada domba Pendapat dari Wina (1982) penambahan daun Iamtoro sampai yang dengannya 30% pada domba yng diberi ransum dasar rumput gajah menunjukan nilai koefisien cerna protein, bahan organik serta energy yng makin tinggi daripada kaliandra serta gamal, bakal tetapi tak berbeda intern pertambahan bobot badan serta konsumsi ransum (bahan kering, bahan organik serta energi).
Penggunaan Daun Lamtoro Pada Kelinci Yurmiaty serta Suradi. 2007 menyatakan bahwasanya penggunaan 10% daun lamtoro intern ransum bisa menaikan berat, luas serta tebal pelt, bakal tetapi andaikan penggunaan daun lamtoro ditingkatkan selaku 20% bakal diikuti yang dengannya penurunan berat, luas serta tebal pelt (kerontokan bulu). Hal ini menunjukan bahwasanya pemberian daun lamtoro bisa menaikan produksi kulit andaikan diberikan sebanyk 10 % intern ransum. (Pelt merupakan bulu yng sudah ditanggalkan dari tubuh ternak).
Penggunaan Daun Lamtoro Pada Ayam Pedaging Dalam penelitiaanya Mandey et. al., 2015 yng berjudul Manfaat Daun Lamtoro (Leucaena Leucocephala Dalam Pakan Ayam Pedaging Diukur Dari Penampilan Produksi memberikan kesimpulan bahwasanya pakan dasar ayam pedaging bisa digantikan yang dengannya tepung daun lamtoro sampai 20%.
Penggunaan Daun Lamtoro Pada Sapi PO. Wahyuni dkk. (1981) membuat laporan hasil percobaan pada sapi PO (Peranakan Ongole) yng diberi ransum pokok rumput lapangan ditambah daun lamtoro sebanyk 0%, 20%, 40%, 60% serta 100% yng memberikan pertambahan bobot badan harian masing-masing sebesar 0,02 kg, 0,29 kg, 0,54 kg serta 0,57 kg serta 0,38 kg . Pemberian lamtoro 40% serta 60% merupakan paling baik bila dibandingkan yang dengannya pemberian lamtoro sebanyk 0%, 20% serta 100%. Selain itu selama 26 minggu (182 hari) di lakukan percobaan tak terlihat adanya gejala keracunan pada ternak.
Sumber: Agency for International Development (AFID). 1982. Lamtoro gung (Leucaena leucocephala)- Tanaman Bahan Makanan Ternak yng Amat Baik. Technical Series Bulletin No. 25. Office of Agriculture Bureau for Science and Technology, Washington D.C. p. 1-8. Ayssiwede, S.B., A. Dieng., C. Chrysostome., W. Ossebi., J.L. Hornick and A. Missohou. 2010. Digestibility and metabolic utilization and nutritional value of Leucaena leucocephala (Lam.) leaves meal incorporated in the diets of indigenous Senegal chickens. Int. J. of Poult. Sci. 9 (8):767-776. Eniolorunda, O.O. 2011. Evaluation of biscuit waste meal and Leucaena leucocephala leaf hay as sources of protein and energy for fattening “yankassa” rams. African J. of Food Sci. Vol. 5 (2):57-62. Haryanto, B. serta A. Djajanegara. 1993 .Pemenuhan kebutuhan zat-zat makanan ternak ruminansia kecil. Sebelas Maret University Press. Hal 192-194. Mandey, Jet. S., N J. Kumajas, J. R. Leke, M. N. Regar. 2015. Manfaat Daun Lamtoro (Leucaena Leucocephala Dalam Pakan Ayam Pedaging Diukur Dari Penampilan Produksi. Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 72-77. Nuttapon, C. and P. Naiyatat. 2009. The reduction of mimosine and tannin contents in leaves of Leucaena leucocephala. Asian J. of Food and Agro-Industry, S137-S144. Yurmiaty, H. serta K. Suradi., 2007. Penggunaan Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala) intern Ransum terhadap Produksi Pelt serta Kerontokan Bulu Kelinci Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran. Jurnal Ilmu Ternak, Vol. 7 No. 1, 73 – 77. Siahaan, M.S. 1982. Lamtoro. Direktorat Jendral Peternakan, Jakarta. 22-38 Siregar, B. 1994 . Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya . Jakarta . Wahyuni, Editha S.J ., Komara W serta Alan Day. 1981 . Penggunaan aneka macam tingkat hijauan petai cina (Leucaena leucocephala) pada pertumbuahan sapi peranakan onggole. Proc. Seminar Penelitian Peternakan . Pusat Penelitian serta Pengembangan Ternak . Bogor. Hal 169-173. Wina, E. 1992. Nilai gizi kaliandra, gamal serta lamtoro menjdai suplemen alokasi atau bisa juga dikatakan alokasi domba yng diberi pakan rumput gajah. Proc . Pengolahan serta Komunikasi Hasil-Hasil Penelitian . Teknologo Pakan serta Tanamam Pakan. BPT. Hal 13-19.
